Terima Kasih Tuhan! Ajarku terus bersyukur dalam keadaan apapun!

Sampai detik ini, Tuhan masih mengijinkanku untuk tetap menarik nafas demi nafas untuk terus menjalani hari. Tanpa disadari, itu saja sudah merupakan anugrah yang sangat luar biasa yang sering luput dari pandangan kita ciptaanNya, dimana mulut terkadang lupa untuk menaikkan syukur kepada yang maha Esa.

Ya, tulisan ini ditujukan buat pribadi-pribadi yang suka mengeluh, aku juga tentunya. Seperti pengalaman yang baru saja kualami, dimana ketika aku harus berjuang keras untuk mencari pekerjaan. Tidak gampang mencari pekerjaan di kota ini, meskipun aku bahkan lulusan diploma ternyata tidak menghadirkan kemudahan dalam mencari pekerjaan. Beberapa tes dan seleksi telah kuikuti, dari sekian banyak tes ada tes yang cukup membuatku ngerasa sedikit lagi sekaligus mungkin mengambil hikmah tentunya dari kejadian ini. Di tes itu aku bersaing dengan 10 orang, tes terus berjalan selama 3 hari. Disaat dihari pertama, tes yang dijalani adalah tes tertulis dimana materi tesnya adalah matematika dasar dan bahasa indonesia dasar. Dari jumlah peserta 10 orang tersisa 8 orang hari pertama pun selesai. Di hari kedua tes semakin lebih sulit karena tes berikutnya kembali matematika, bahasa indonesia, menggambar orang dan menggambar pohon tes berlangsung selama kurang lebih 3 jam, tenaga dan pikiran benar-benar terkuras dalam pengerjaan tes, ke semua partisipan benar-benar memberikan konsentrasi terbaiknya dalam pengerjaan tes, persaingan sengit pun terjadi, titik-titik keringat di wajah para peserta tes menggambarkan betapa mereka memberikan yang terbaik. Selain tingkatan tes yang lebih sulit waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes pun cukup singkat sehingga selain diperlukan konsentrasi dibutuhkan juga kecepatan dalam berfikir dan menuangkan buah pikiran kita ke dalam lembar jawaban. Melewati tes selama kurang lebih 3 jam, pengumuman hasil tes dikeluarkan dan menyisakan 6 orang kembali untuk mengikuti tahap selanjutnya yaitu interview dengan HRD(Human Resource Development). Pada tahap ini memang merupakan tahap yang cukup mendebarkan namun aku selalu membungkus semuanya dengan rasa optimis sembari berdoa semoga kalau memang rejeki Tuhan akan membukakan pintunya. Sampai lah di tahap interview HRD dan aku merasa banyak jawaban yang kuberikan namun kurang tepat, hasil dari interview adalah kalau peserta berhasil dalam tahap ini akan mengikuti tahap interview dengan manager dan dikabarin via sms. Dan Puji Tuhan ternyata aku kembali diizinkan untuk mengikuti tahap interview dengan manager dan begitu juga dengan 5 peserta lainnya. Diluar dugaan, ternyata sebelum interview dilaksanakan, kembali ada soal matematika dengan waktu pengerjaan yang cukup singkat, akhirnya setelah pengerjaan soal tersebut semua peserta dipanggil satu per satu untuk mengikuti interview. Sampai lah aku yang dipanggil interview dan ternyata manager nya berkata aku belum bisa diterima di departemennya. Diantara 6 peserta ternyata aku urutan 2 paling tinggi skor nilainya namun peserta yang diambil hanya 1 orang :(. Seandainya yang diterima 2 orang mungkin aku bisa bekerja di perusahaan tersebut. Tapi ya sudahlah kembali harus kuingat dan kupahami bahwa rencana Tuhan di dalam hidupku adalah yang terbaik, kehendak Tuhan lah yang terjadi. Memang belum rejekiku untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut namun bukan berarti aku juga harus menjalani hidup dengan kepala tertunduk dan penuh penyesalan, jatuh, bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi ya itu lah pola yang sebenarnya membangun mental kita, memang kita sebagai manusia saya juga tentunya sering berfokus pada hasil, apabila hasil tidak tercapai maka kita terpukul akan tetapi yang sebenarnya adalah ketika jatuh dan bangkit disitu saja kita sudah melatih diri kita mempunyai mental juara, karena di kedepannya hidup terus berjalan.

Setelah mencoba untuk menerima kegagalan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke rumah dengan sedikit keluhan di hati tentunya seperti belum bisa menerima kenyataan, Di lampu merah dan cuaca yang saat itu cukup panas dengan matahari terik menusuk tidak sengaja mataku tertuju kepada anak kecil yang sedang menjajakan koran, kulihat tubuhnya yang kecil, kurus dan hitam membuatku mengingat adikku yang ada dirumah, aku mempunyai adek kandung kelas 4 SD dan kurasa anak di depanku juga kira-kira seumuran itu. Hatiku tersentuh ketika melihat gadis kecil yang seharusnya mengemban dunia pendidikan dan menimba ilmu malah harus dituntut mencari nafkah untuk keluarganya. Sinar matahari mungkin sudah tidak benar-benar dirasakannya. Dengan suara kecil dan tatapan mata berkaca-kaca dia menjajakan koran dari mobil ke mobil, motor ke motor dengan harapan ada yang mau membeli koran tersebut. Akhirnya lampu lalu lintas pun berubah jadi hijau, aku berjalan sambil merenungkan momen yang cukup singkat itu. Aku menyadari bahwa hidupku luar biasa, terkadang aku berfikir hidup yang kukeluhkan mungkin itu hidup yang orang lain impikan. Seringnya mengeluh kadang membuat kita lupa bahwa syukur itu nikmat, nafas kehidupan yang diberikan Tuhan saja sudah lebih dari cukup untuk selalu membuat kita bersyukur kepadaNya contoh lain yaitu gigi, 1 gigi palsu bisa seharga 5 juta bayangkan jumlah gigi orang dewasa normal sekitar 30 an dan dikalikan dengan 5 juta ? 150 juta! tanpa kita sadari banyak hal yang kita miliki itu luar biasa dan seharusnya kita bersyukur.

Tuhan ajarku memahami rencanamu dan ajarku mensyukuri apa yang kau beri.
Previous
Next Post »
0 Komentar

YUK DITUNGGU KOMENTARNYA TEMAN-TEMAN