TRAVEL BLOG#6- MASALAH KETIKA TRAVELLING!

JAGOAN NEON

Dengan pengalaman travelling ke luar kota yang bisa dibilang minim, aku, Tejay dan Wira tergolong nekad untuk menjadikan Lombok sebagai Destinasi wisata yang akan kami tuju. Kami kesana tanpa ada kenalan, saudara maupun keluarga yang tinggal disana, hanya melakukan Survey via internet dan ngeplanning semuanya kurang lebih dua Bulan sebelum keberangkatan.

Kami merencanakan semuanya dengan matang, ketika sampai, kami ke hotel A, terus jam sekian kesini, habis itu pindah ke hotel B terus ke destinasi ini dan sebagainya. Hampir banyak perdebatan yang kami lakukan untuk semua planning kami ini, menghabiskan cukup banyak waktu untuk memikirkan segala kemungkinan yang terjadi dan memikirkan Plan B-Plan B nya.

Namun,

Gak Traveling namanya, kalo semua berjalan sesuai rencana,

Gak Traveling namanya, kalo gak ada problem yang di luar perkiraan,

Gak Traveling namanya, kalo semua sesuai prediksi,

Dan YA!

itulah yang kami rasakan di pengalaman pertama kami ini!

Jadi ceritanya sehari sebelum berangkat, Wira udah melakukan Booking Hotel D Praya di Lombok melalui Traveloka. Berdasarkan Schedule dan planing yang kami rencanakan, kami akan sampai di Bandara Lombok International Airport sekitar jam 22:00 Wib dan lanjut menginap di D Praya.

Keesokan harinya pesawat berangkat sekitar jam 16:30 dengan Transit di Jakarta sekitar jam 19:30 dilanjutkan ke Lombok International Airport. Hari H menjadi hari yang kami bertiga paling tunggu-tunggu, paginya semua udah pada heboh di group WA, udah pada ngasih-ngasih instruksi bakal ke bandara jam berapa, bakal nunggu dimana dan pokoknya semua dari kami pada gak sabar untuk segera Flight menuju Lombok. Sangking tidak sabarnya, aku pun On The Way bandara sekitar jam 14:30 padahal janjian Check In sih jam setengah 4. Aku langsung ngabarin ke mereka kalo aku OTW dan ternyata Wira juga udah OTW sementara Tejay sedang siap-siap. Jam 14:55 aku udah sampek di Bandara Hang Nadim sambil nunggu temen-temen yang lain, gak sampai beberapa menit ternyata Wira juga udah sampek. Sambil menunggu Tejay, kami pun berfoto-foto mengabadikan momen karena selain kami jarang Travelling, kami juga jarang ke Bandara, biasa lah, Katrok.

Setelah 10 menitan berfoto, akhirnya kami duduk selonjoran dideket Area Bandara,

"Coba WA kan si Tejay wir, kok gak sampek-sampek anak itu," kataku ke Wira.

"Oke Yos," Wira mengangguk.

Suara dari surga pun terdengar,

"PANGGILAN KEPADA PENUMPANG PESAWAT CITILINK DENGAN NOMOR PENERBANGAN BLABLA-BLABLA,"

"Woi wir! kita gak tuh! alamak! coba checkkan dulu wir," kataku mulai panik sambil ngebuka gallery foto mana tau ada screenshoot dari Tiket.

"DENGAN TUJUAN PALEMBANG HARAP BLABLABLA" 
terdengar suara susulan berikutnya, 

Ternyata pengumuman itu buat yang ke Palembang, Aku pun udah mulai khawatir, dimana ini si tejayyy?!.

"OTW," kata Tejay di pesan Grup WA.

Kami pun hanya bisa menunggu, soalnya semua urusan tiket yang ngurus si Tejay. 

5 Menit, Menunggu...

Belum Dateng...

10 Menit Menunggu....

Belum Dateng...

15 Menit Menunggu...

Belum Dateng...

"Woi WIR! serius dulu ini! mak parah kali anak itu!," ucapku yang mulai panik karena jam dihape aku udah jam 15:30, waktu yang seharusnya mengharuskan kami untuk Check In.

"Iya yos, aku udah WA, dia gak ada balas," jawab wira dengan mengernyitkan dahi.

25 Menit berlalu dan

"Ko kemana aja jay?!" bentakku.

"Iya aku tadi kerja dulu baru plg kerja aku kesini,"

"Jadi gimana ini?!" 

Singkat cerita akhirnya TIKET KAMI HANGUS NGUS NGUS...

TIKET DAN BOOK HOTEL HANGUS GAES!

DIREFUND GA BISA! 

DIAPA-APAIN GA BISA!

Kami udah coba untuk bernegosiasi dengan pihak Ticketing tapi mereka tidak bisa mentolerir keterlambatan kami, bahkan ketika kami bersedia membayar mungkin semacam denda atau biaya tambahan namun pihak ticketing hanya berkata,

"Maaf, udah terlambat pak, maaf sudah tidak bisa lagi,"

Kami bertiga terdiam, bingung karena tiket pesawat udah dipesen Pulang-Pergi, otomatis gak mungkin kami batalkan perjalanan kami tersebut. Semua kami pada kalut, bingung, pada Lemas juga gak tau mau gimana lagi. Sampek tiba-tiba dari sudut sinar, malaikat bernama "Calo Tiket" pun tersenyum ramah dan menawarkan bantuannya ke kami.

"Mas, penerbangan ke Jakarta ya?!" sapanya ke kami bertiga.

Kami pun berdehem dan mengangguk, 

"Gini aja mas, kalo ke Jakarta bisa cuman jam 17:00, kalo berangkat transitnya setengah 8 ya masih kekejar sih sebenernya, nanti juga bisa dicheckinkan dari sini jadi nanti mas tinggal naek ke pesawatnya aja" Katanya berusaha menawarkan tiketnya ke kami.

Setelah berdiskusi dan emang gak ada pilihan lain yang lebih baik, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil tiket dari Calo itu aja walaupun 1 tiket dibandrol dengan harga Rp.1.100.000,

"Gapapa lah yang penting bisa liburan, " batinku.

Akhirnya kelar juga ini masalah, walaupun belum apa-apa udah ngeluarin Sejuta but itulah perjuangan seorang Traveller, itulah yang akan jadi cerita di masa tua kita, cerita yang akan kita ceritakan kepada anak kita, ke cucu kita, ke generasi penerus kita, ke teman-teman kita, YA! Perjalanan selalu menyediakan cerita yang  baru. *banggapula

Setelah mendapatkan instruksi dari si Calo, kami pun melanjutkan perjalanan kami. Informasi yang kami terima adalah kami bakal mendarat di terminal 1F dan transit ke pesawat berikutnya ke terminal 3c atau terminal berapa gitu aku lupa, kami juga minta kontak temennya si calo buat monitoring kami pas udah sampek di Soetta, kebetulan si calo punya temen juga disana.

Akhirnya pesawat pun berangkat, Bunyi turbin pesawat, View sayap pesawat serta segala macam suasana-suasana Take-Off lainnya benar-benar ngebuat aku gak sabar buat terbang dan sampek ke Lombok.

Woohhoooo, GOOD BYE BATAM!

Prediksi kami sampai di Soetta Jam 19:00 ternyata sedikit meleset karena kami baru turun dari pesawat sekurang-kurangnya jam 19:15. Kami pun langsung cepet-cepet turun dan lari-larian di area bandara dengan harapan bisa sampek tepat waktu, ketika bertanya lokasi terminal 3c(kalo gak salah) ternyata untuk sampek ke terminal itu kami pun harus naik Bus khusus dengan destinasi terminal berbeda-beda. Sewaktu ada satu bus yang lagi stop karena terburu-buru kami langsung masuk kesana dan bilang tujuan terminal 3C. Namun sayangnya Bus tersebut bukan menuju kesitu dan kami pun dengan berat hati turun dari bis itu.

"Halo mas, ini Wira yang dari batam. Pesawat yg ke Lombok belum Flight kan mas? ini kami lagi di terminal 1F," ucap wira yg sedang menelpon temennya calo tadi.

"......."

"Apa katanya lek?" tanyaku yang sedang bernafas terengah-engah karena habis lari buru-buru tadi.

Wira menggeleng dengan tatapan nanar,

"Udah berangkat lek pesawatnya udah telat kita," 

WHATDEFFFFFFF.......

DAMN!

Kami udah sampek di Jakarta gini, 

Aku beneran terdiam kaku, kepalaku udah bingung ini harus gimana lagi, kayak ada backsound effect dengungan jantung,

Ngiiiiiinnnngggg.......

Pikiranku pun mulai kacau, eh enggak, maksudku pikiran kami bertiga. Kami duduk terdiam. Gak ada satu pun yang coba ngebuka obrolan karena masing-masing kami tau, betapa pahitnya apa yang sedang kami alami ini.

Mataku menerawang jauh, melihat halte yang disesaki para pendatang yang ngebawa tas-tasnya, melihat mereka berbondong-bondong masuk ke dalam bis tersebut, mencoba untuk ikhlas tapi gak ikhlas. Beberapa jam pun terlewati karena kami bertiga terdiam akan kejadian pait hari itu.

Akhirnya kami pun ngelanjutin menuju ke terminal 3C(kalo gak salah) dan emang dari 1F ke 3C itu lumayan jauh juga, ada sekitar 20 menitan, sementara menurut penjelasan calo tiket tadi,

"Oh gak terlalu jauh itu kayaknya mas, lagian kan ada yang nganterin juga,"

RASANYA PENGEN AJA NYETRUM TUH CALO PAKEK POWERBANK!
TERIMA KASIH CALO, THIS IS THE BEST LIFE LESSON.

Setelah sampek di terminal 3C kami pun langsung nyari Cemilan dan minuman buat ngisi perut walaupun semanis apapun minumannya tetap aja terasa hambar karena kenyataan pahit. Kami pun berdiskusi, gak mungkin kami ngebeli tiket penerbangan lagi buat terbang jam 22:00, solusi yang paling mungkin waktu itu nginep di bandara dan berangkat keesokan harinya. Namun setelah berunding kembali, kami pesan tiket dulu buat keberangkatan besok dan sepertinya kami memang butuh fasilitas istirahat yang cukup apalagi setelah beberapa insiden-insiden yang terjadi. Setelah ngelihat daftar hotel di Traveloka, kami pun sepakat buat menginap di Nunia INN di komplek Aeropolis Tangerang karena selain terjangkau, fasilitas yang didapatkan pun lumayan lengkap dan setelah sampai disana dan beristirahat, ternyata hotel tersebut sangat nyaman untuk ditempati. Kejadian yang paling tak terlupakan ketika sampai di Nunia Inn ini adalah ketika kami melakukan Check In hotel. Kami dilayani oleh Resepsionis yang cantiknya PARAHHH!. Kami bertiga sempat liat-liatan satu sama lain dan kami bertiga spontan tersenyum seolah saling mengerti isi kepala masing-masing. Sebagai cowok yang sopan dan berprimimiperi, aku pun spontan ngeliat name tag yang terpampang didekat kantong seragam mbak Resepsionis ini,

"Oh Tamara namanya toh," batinku.

Sesampainya di kamar hotel, 

kami bertiga ngesearch Tamara di IG dan 

kami FOLLOW dia, 

Ngedm dia dengan kata "Hai", sangking kompaknya.

"Kek gini aja nya lek cowoknya," keluh Tejay sambil ngescroll IG Tamara.

aku dan Wira spontan ngakak ngelihat si Tejay sebegitunya,

"Mana sih jay? coba liat? paling gak parah-parah amat lah ya kan," kata Wira.

"Iya, coba liat lek, kadang si tejay emang suka gitu dia kan Wir" kataku nimbrung.

"KEK GINI AJA NYA LEK COWOKNYA," kataku dengan Wira samaan.

Sehari kami habiskan di Nunia Inn dan akhirnya siang jam 14:20 kami berangkat dari Jakarta menuju Lombok,

"Akhirnya masalahnya Clear juga," batinku.

Suara Turbin, suara mesin dan Instruksi Pramugari salah satu hal-hal yang paling dikangenin sewaktu naek pesawat. Apalagi ngeliet Pramugari,

"Ya, ampun.. Sehat-sehat kali wanita-wanita ini ya," batinku sambil menatapin pramugari-pramugari pesawat dan menelan ludah setetes.

Ketika sampai di dalem pesawat, khayalanku kepada mbak-mbak Pramugari ini semakin menjadi, apalagi ketika aku lagi sibuk naroh tas bawaanku ke dalem kompartemen/lemari atas di pesawat dan tak sengaja kacamataku jatuh, Suer ini bukan cerita karangan, ini beneran Cooy. Waktu aku  mau ambil kacamata tersebut, tiba-tiba ada salah satu pramugari yang ngebantuin,

"Ini mas kacamatanya," 

dia ngembaliin kacamata,
aku mimisan.

Enggak, enggak. Aku pun langsung pasang muka-muka nahan senyum gitu biar kesannya Cool,

"Makasih mbak," ucapku dengan suara yang di berat-beratin yang malah lebih mirip suara Anak Alay lagi batuk berdahak.

Pesawat pun berangkat dan akhirnya semuanya Clear,

Waktu itu maskapai pesawat yang kami naiki adalah Batik Air, Dresscode pramugarinya yang memakai Kebaya putih dan terusan (Ga tau namanya apa) bercorak Batik yang didominasi warna Pink dan merah sukses ngebuat hampir setiap lapisan lelaki di pesawat tersebut berimajinasi Indah.

"Mas mau pesan minum apa?," tanya salah satu pramugari dengan tatapan hangat dan senyum adem, pramugari yang ini beda dengan pramugari yang ngebantuin aku tadi.

Aku mimisan.

Seketika itu juga otakku seperti kehambat, di otakku aku mau mesen teh tapi pas kujawab,

"Air Putih aja deh mbak," jawabku.

"Duh, Begoook," geram batinku.

Dengan tanpa rasa malu dan gak tahu diri Tejay pun,

"Mesen Teh Anget ya Mbak," ucapnya.
"Sama mbak sama," kata Wira menambahkan.
"Mbak," panggilku ke pramugari tersebut.
"Iya mas," jawabnya dengan senyum tipis di pinggir bibirnya.
Mata kami berdua bertemu, seolah-olah ada Backsound - Careless Whisper diantara kami.
"Aku mesen teh juga boleh mbak? Air putihnya gak usah deh," jawabku dengan memasang muka yang diusahakan ganteng.
"Oke mas," jawab pramugari tersebut ramah.
Insiden-insiden pahit yang kami alami seolah terlupakan, tergantikan dengan momen-momen manis yang justru mampu menutup segala kepahitan yang ada. 

"Cantik-cantik pramugari Batik ini ya lek," kata Tejay ngebuka obrolan.
"Iya lek, gilak beeehh," jawabku Mupeng.
"Iya bre, cakep-cakep kali wak," tambah Wira.

Setelah ngrobrol-ngrobrol ringan, kami pun mulai ambil posisi, Wira yg tidur sambil make headset, tejay yang baca majalah dan aku yang dengerin lagu di headset sambil liat-liat jendela, kebetulan aku yg duduk di samping jendela.

"Permisi mas, ini minumannya," Sapa pramugari yang tadi.

"Oi, bangun oi," aku goyang-goyangin badan Wira.

Pramugari tersebut pun meletakkan minuman-minuman kami di meja yg terletak di belakang penumpang yang duduk didepan kami, namun anehnya,

"Mbak, ini kok punya aku dua? Air putih sama Teh anget?" tanyaku.
"Oh gapapa sih mas, tadi kan mesennya itu kan?" jawabnya dengan senyum tipis di bibirnya.
lagi-lagi aku mimisan.
"Iya gapapa kok mbak, makasih ya mbak," jawabku dengan senyum yang dipaksakan ganteng.

Setelah lebih dari 1 jam ternyata masalah belum juga selesai,

"PLEASE ATTENTION PASSENGERS, PLEASE USE YOUR SAFETY BELT, WE ARE IN NOT GOOD CONDITION BLABLABLA, THANK YOU".

Waktu itu emang pesawat sempat beberapa kali Turbulence dan apa karena aku yang jarang naik pesawat atau gimana, turbulencenya bener-bener kerasa Horor, 

"Tuhan, please aku gak mau mati muda," respon batinku sangking horornya itu turbulence.

Aku pun ngeliat kedua temanku dan ternyata mereka udah nyenyak dengan Headset di telinga, tersisa aku yang masih melek dan ngerasain Turbulence horror tersebut. Dan ternyata, feelingku tentang Turbulence Horror ini emang rada ngeri, Bahkan beberapa Pramugari di dalem pesawat terlihat udah nahan-nahan air mata, tatapan mereka rata-rata berkaca-kaca seolah-olah pesawat ini bakal jatuh, atau meledak, atau..... firasatku gak enak asli!.

"Tuhan, PLEASE ampuni dosaku," doaku di dalam batin.

Momen Turbulence Horror ini berlangsung kurang lebih 25 Menitan, waktu yang cukup lama untuk ngebuat aku dan penumpang-penumpang lain deg-degan. Sampai tiba-tiba,

"JANGAN BERGERAAAAAKKKKK!" suara itu terdengar seperti dari belakang dan aku noleh ke belakang.

"PESAWAT INI SUDAH KAMI BAJAK! KAMI DARI ISIS!" TERIAK SALAH SATU PRIA dari belakang.

Aku pun menggeleng-gelengkan kepalaku,

"Aneh-aneh aja khayalanku ini," batinku menyadarkan.

Suara dari Surga pun terdengar,

"PENUMPANG YANG TERHORMAT, DALAM WAKTU 20 MENIT KITA AKAN MELAKUKAN LANDING DI BANDARA LOMBOK PRAYA,"

Huaaahhh, akhirnya udah mau sampek.

Dari atas sudah mulai terlihat view dari Gunung Rinjani, Pemandangan sawah-sawah kotak-kotak yang keren banget, trio Gili andelan Lombok dan jalanan-jalanan Lombok yang nampak sepi dilewati kendaraan. Akhirnya 20 menitan pun terlewati dan kami sampai di Bandara Lombok, ketika mau turun, tak sengaja mataku ngelihat beberapa orang penumpang dengan seragam sama dengan tulisan apa gitu aku lupa, intinya ada Hiking-hikingnya, mungkin mereka tim naik gunung Rinjani kali.

Sebelum kami berangkat ke Lombok kami udah buat semacem Challenge, wajib ada foto sama bule dan pramugari. Kesempatan ini pun gak kami sia-siakan, aku langsung ngelietin beberapa pramugari yang ada di belakang, namun ada satu pramugari yang,

"Mas?" tanya Pramugari tersebut ke aku sambil tersenyum kecil.
Aku pingsan,
Enggak enggak 
"Iya kenapa mbak?" jawabku.
"Minta nomor hapenya mas, itu temen ada yang minta?" jawabnya sambil mau menyerahkan pena dan sticky notes.
WHATTT? Pramugari minta nomor hapeku?
Jiwaku serasa mau lepas dari Tubuhku sangking senangnya
"Temannya yang mana ya mbak?" tanyaku mencoba tetep cool dan kalem padahal rasanya udah mau lepas kolor dan muter-muterin diatas kepala.
"Ada deh," jawabnya imut.
Aku sesak Nafas. Aku butuh nafas buatan.
"Oh iya deh mbak" aku pun menuliskan nomor hapeku dan nama panggilanku yaitu Yose.
Setelah itu Tejay dan Wira berfoto dengan Mbak Pramugari itu, Aku dimintain nomor hape, mereka berdua foto bareng, enakan mereka kan ya? 

Sampai sekarang aku menyesali kenapa harus "YOSE" yang aku tulis di kertas pramugari tersebut? padahal semua akun sosial mediaku menggunakan nama "YOSAFAT". Aku juga gak sempat nanya siapa nama pramugari tersebut, DAMN!. Sampai sekarang pun aku udah berusaha ngeupload foto dengan Hashtag BatikAir agar ditemukan olehnya juga gak membuahkan hasil, DAMN!. Aku juga udah coba nyari di IG dengan hashtag BatikAir dan sebagainya, fail juga!. Aku gagal menemukan siapa pramugari itu? DAMN! T_T. Nomor hapeku pun juga tak kunjung dihubungi oleh pramugari tersebut, jujur! sakit ya dikasih harapan setinggi langit kek gitu!

Oke back to Reality, Setelah sampai di Lombok, semua rute planning kami berubah total, sesampainya di Bandara, kami pun langsung menuju ke Gili Trawangan,

BACA JUGA : GILI TRAWANGAN

Dari Gili Trawangan masalah baru muncul, sehabis snorkling, kami langsung berangkat untuk keluar dari gili dan mencari penyewaan motor. Ditengah perjalanan kami yang menggunakan fast boat, terjadi lah Hujan yang cukup deras dengan keadaan penumpang yang juga padat. Basah kuyup menjadi hal yang gak terhindarkan karena Boat hanya tertutup di bagian atas sementara bagian sampingnya terbuka, DAMN!. Setelah setengah jam kehujanan kami pun sampai di Pelabuhan Bangsal dan akan melanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan dan penyewaan motor. Kami udah mencoba menghubungi penyewaan motor online namun tidak direspon, kami bahkan menuju ke alamat rumah adminnya namun ternyata admin tidak ada dirumah. Kami gagal ngedapetin penyewaan motor, sementara destinasi yang baru kami jalani baru Gili Trawangan. DAMN!

Kami pun hanya bisa pasrah, kami bertanya kepada Driver mobil yang kami tumpangi kemana kami harus menginap? dan kami diantarkan ke Fizz Hotel dekat daerah Lombok Epicentrum Mall. Dan masalah pun kembali muncul,

"Maaf pak, hotelnya penuh." Kata resepsionisnya.

DAMN!! APA INI!!

Kami pun nanya lagi rekomendasi hotel atau penginapan dan kami diantarkan ke Minabi Guest House.

"Please, jangan ada masalah lagi," batinku.

Jarak yang jauh antara Rumah Admin sewa motor online ke Fizz Hotel terus ke Minabi Guest House lumayan bisa bikin aku istirahat sejenak di dalem perjalanan. Ketika sampai di Minabi (bukan Miyabi), akhirnya kami pun bisa beristirahat dengan tenang. Budget Guest House tersebut menurutku lumayan terjangkau lah buat para Travellers seperti kami, Namun di Minabi bisa dikatakan tergolong sangat nyaman, rapih, bersih dan wangi, merupakan salah satu keberuntungan mendapatkan Guest House seperti itu.

Setelah beristirahat sejenak, bersih-bersih dan merapikan diri, kami ngelanjutin buat mencari penyewaan motor buat besoknya ke TWA Gunung Tunak,

BACA JUGA : TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TUNAK LOMBOK

"Mas, kalo tempat penyewaan motor dekat sini ada ya mas?" tanyaku ke Karyawan Minabi Guest House.

"Oh, ada mas, lurus aja dari sini, dia di kiri nanti, nama tempatnya OKA HOMESTAY,"

"Makasih mas"

Kami pun langsung berjalan kaki menelusuri jalanan Lombok mengikuti infomasi dari Mas-mas Minabi. Sekitar 5 menit berjalan kaki, sampai lah kami di depan Penginapan bertuliskan "OKA HOMESTAY".

"Buuuggg," bunyi kakiku yang gak sengaja menendang sesuatu di depan pintu masuk Oka Homestay.

Aku pun menolehkan kepalaku ke bawah dan ternyata yang ku tendang adalah semacam Bunga-bunga khas Bali semacam persembahan dupa, yang diletakkan di depan Pintu masuk OKA HOMESTAY.

"Serem juga ya nih," Kataku.
"Iya bre," jawab Tejay yang tampak mulai ragu untuk lanjut masuk.
"Udah lah, kita coba tanya dulu," kata Wira serasa paling berani.

Setelah berdebat dan jajak pendapat, akhirnya dengan keberanian bak seorang pahlawan akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk dengan diiringi Backsound James Bond padahal setelan pakaian kami hanya Boxer dah mau robek sama sendal Jepit Black And White. Selain Bunga-bunga khas Bali yang kutemukan di luar, Interior di dalam OKA HOMESTAY pun cukup mampu ngebikin kami masuk kesana sambil nahan pipis sangking takutnya, karena ada patung-patung khas Bali yang saling berhadapan, seluruh ruangan diiringi musik gamelan bernada horror dan pencahayaan di OKA Homestay yang bisa dibilang dibuat dengan nuansa remang-remang dan tidak terlalu terang. Dari jarak agak jauh, kami pun melihat meja dan beberapa motor namun tidak ada yang menjaganya, DAMN!

"Panggil lah lek," senggol Tejay ke aku.
"Permisiiiii, buk! ibuuuk!, Ini Jojo Buk!" panggilku dengan nada berwibawa yang malah lebih mirip nada yang bikin Iba/Sedih.
Keluar lah si Ibuk yang menjaga OKA Homestay, dengan tatapan datar dan suara lantang dia ngejawab kami,
"Ya, ada apa ya?"
"Disini bisa sewa motor ya buk?" tanyaku sambil nahan pipis.
Dreeeennngg!!! Trrraaaaannnnggg!!! Dug!! Dug!!
"Eh ayam, Eh ayam!" latahku. Gak latah juga sih.
"Suara apa itu lek?," bisikku ke Wira sambil keringat dingin dan pipis keluar setetes.
"Gak tau juga lek," jawab Wira santai.
"Oh, itu suara mangga jatuh mas, biasa kadang ada mangga jatuh disini," tiba-tiba ibu itu ngejawab apa yang kubisikkin ke Wira, menjawab dengan senyum aneh.
"TEMPAT APA INIIIII YA AMPUN!, MAMAAAAAA!!" jerit batinku.
"Jaa.. jadi buk, ka.. kalo sewa motor di.. disini syaratnya apa aja ya buk?" kataku yang mendadak menjadi gagap.
"Ini mas formulir peminjaman motornya boleh dilihat dan diisi, syaratnya cuma KTP saja,"
"Ini biayanya /hari berapa ya buk?"
"75 ribu/hari mas," jawabnya.

Setelah berunding dan sempat ke tempat sewa motor lain juga, akhirnya kami memilih menyewa motor di OKA Homestay selama 2 hari, selanjutnya masalah-masalah pun kerap terjadi mengiringi perjalanan kami kemarin seperti sewaktu di TWA gunung Tunak yang cukup jauh, sinyal Google Maps sempat hilang dan ngebuat kami nyasar entah kemana, nyasar dan gak ketemu juga, ketika nyari lokasi Bukit Pergasingan tapi dibalik itu semua, aku ngerasa emang Semesta yang menggiring kami ke momen-momen tersebut. Tuhan yang mungkin mengatur realita menjadi sedemikian rupa guna memberikan kita pelajaran untuk mengubah kita, membentuk kita menjadi ciptaannya yang terbaik #Asique. 

Berdasarkan cerita Super Absurd diatas, maka masalah yang kami hadapi ketika Travelling adalah,

1. Terlambat Check IN Tiket pesawat di Batam.
Solusi : Takkan ada toleransi keterlambatan tiket, jadi teman-teman Travellers jangan suka telat ya *sokiya.
2. Untuk kedua kalinya Terlambat Check IN di Jakarta.
Solusi : Jangan terlalu percaya CALO, pikirkan kemungkinan sampek 10 menit lebih telat agar tidak terburu-buru pas transit. Pilih pesawat yang jarak transit dan keberangkatan tidak terlalu dekat. Jangan panik, jangan terburu-buru mengambilkan keputusan. Tenang dan berunding, pikirkan keputusan yang terbaik, TRUST YOUR INSTINCTS!
3. Turbulence Horror.
Solusi : Berdoa supaya gak mati muda! HAHAHA
4. Kontak Sewa Motor Online bermasalah, atau slow Respond.
Solusi : Malu bertanya, Sesat di Jamban, eh di jalan. Ya disini yang bisa diandalkan emang keberanian kita untuk bertanya ke warga Lokal, karena gak ada salahnya kan nanya? kecuali kalo nanyanya, kamu mau gak jadi Nenek dari cucu-cucuku?
5. Hotel Penuh.
Solusi : Cek Traveloka dan bertanya rekomendasi Hotel ke Driver atau Petugas Taksi, intinya Use Your Mouth to ask! GO! ASK!
6. Berada di tempat sewa motor yang horor.
Solusi : Berdoa dan Positive Thingking. Kalau itu penjaga udah mulai megang sapu tangan, hati-hati! bisa jadi itu obat bius yang akan ditempelkan ke kepala kalian! kalian pingsan! dibawa ke suatu tempat, terus besoknya si penjaga teriak, KAMU MENODAI AKU! AKU HINA! AKU HAMIL! KAMU TANGGUNG JAWAB! INI ANAK KITA! KAMU PAPANYA!, padahal penjaganya cowok *purapuramati.
7. Tersesat karena Low Signal Google Maps.
Solusi : Bertanya! lagi-lagi solusinya ya nanyak! Bisa kepada warga lokal baik yang sedang ada di jalan, maupun yang sedang berjualan, jangan malu bertanya! sekalipun muka narasumbernya horror!.
8. Jomblo.
Solusi : CANNOT DISPLAY THIS TEXT, FATAL ERROR, SHUTDOWN YOUR COMPUTER!

Dibalik rentetan masalah ini, ternyata momen-momen ini hanyalah titik-titik yang apabila dihubungkan akan menjadi 1 garis atau 1 cerita yang emang akan membekas pada kami masing-masing. Kenapa? Oke, Check This Out!

1. Terlambat Check In di Batam dan di Jakarta.
Momen ini, ngebuat kami harus menginap sehari di Tangerang, tepatnya di Nunia Inn Resort. Momen ini juga mempertemukan kami dengan resepsionis manis manja, Tamara. Duh, jadi keinget senyum manis, suara manjanya yang menyapa dan kawat gigi yang terlihat benar-benar cocok dengan bentuk wajahnya, duh. Momen ini juga membuat kami untuk berangkat ke Lombok naik Batik Air dimana kami ketemu dengan pramugari yang ramah, bahkan sampek ngeminta nomor hape aku. Ya, seharian itu aku ngerasa jadi Cowok paling ganteng sedunia!
2. Turbulence Horror.
Momen ini, ngebuat kita untuk pasrah dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kita, *agakmaksaya.
3. Kontak sewa motor online bermasalah dan slow respond.
Momen ini dirancang supaya kita gak menggunakan sewa motor online tersebut karena memang Tuhan lagi-lagi menyiapkan momen, dimana ternyata tempat sewa motor hanya berjarak 5 menit perjalanan kaki dari tempat menginap, DAMN! AWESOME GOD!
4. Hotel Penuh.
Tuhan merancang momen ini supaya kita memilih hotel yang tepat dan hotel yang dekat dengan jarak penyewaan motor. 
5. Berada di tempat sewa motor Horror.
Momen ini dirancang.... Supaya apa ya? mungkin supaya pemanasan menghadapi medan-medan Lombok yang terkenal Horror. *agakmaksaya
6. Tersesat karena Low Signal Maps.
Momen ini dirancang supaya kita lebih bercengkrama dengan masyarakat Lombok, bertanya kepada mereka, tersenyum kepada mereka dan jadian sama anak Mereka, *gakgitujugalah.
7. Jomblo.
*MY HEART IS NOT RESPONDING, END TASK!*

Intinya setiap perjalanan patut disyukuri, walaupun terkadang banyak hal yang terjadi diluar dugaan namun percaya deh, semua terjadi pasti ada alasannya. 

Oke, this is the end of post, terima kasih buat pembaca setia Blog ini(walaupun gak ada). Diambil hikmahnya, dibuang negatifnya. Kalok kalian punya pengalaman Travelling yang lebih gilak, lebih Absurd yuk sharing di kolom komentar.  

BRAVO GOOD PEOPLE !!!!



  

    
   



  



  
Previous
Next Post »
0 Komentar

YUK DITUNGGU KOMENTARNYA TEMAN-TEMAN