Pelajaran Hidup! Pembantu yang setia kepada majikannya!




Kali ini bakal cerita sedikit serius, no ketawa-ketawa kayak sebelum-sebelumnya. Cerita ini aku dengar ketika menonton khotbah pak pdt.Ridwan Hutabarat di Youtube. Tidak ada maksud apa-apa, hanya sekedar sharing karena cerita ini memang dalem maknanya menurutku. Cerita sedikit didramatisasi, namun tetap memiliki makna yang sama. Yes you know my dramatization skill, right? Enjoy the show. 

Pada suatu waktu, timbullah keinginan dari Ucok yang udah lama menjadi Majikannya Butet. Keinginan untuk memberikannya penghargaan atas kesetiaannya bekerja sebagai pembantu selama 7 tahun.

"Tet.." panggil Ucok yang sedang duduk sambil membaca koran.
"Iya pak Ucok.." jawab Butet yang baru saja siap memasakkan Babi Panggang kesukaan majikannya itu.
"Bisa kesini sebentar? Ada yang mau aku bicarakan."
Dari dapur, Butet pun langsung menuju keruang tamu tempat Majikannya itu duduk, keringat di wajahnya, serta Celemek yang tampak berbekas minyak seolah tidak diperdulikannya, dia langsung saja menemui majikannya.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"
"Duduk , duduk," Ucok mempersilahkan Butet untuk duduk, seperti ada sebuah hal penting yang akan mereka bicarakan.
Butet pun tak bisa menyembunyikan kegugupannya. Dengan kepala tertunduk, telapak tangan terbuka yang diletakkan diatas lutut, sedikit gemetar. Otaknya terus mengingat-ngingat apakah dia pernah melakukan kesalahan?.
"Jadi teeet."(E Keeras)
"Begini..." Ucok sedikit menahan perkataannya.
Butet pun makin gemetar.
"Kau kan udah lama kerja disini, udah berapa tahun tet?"
"7 tahun pak,"
"Aku akan pergi ke luar kota selama 1 tahun, Kau jaga lah ya rumahku ini!"
"Iya pak Ucok, baik pak."
"Kalo bisa kau jaga dengan baik, sesuai dengan standart aku. Ku belikkan kau kereta!(Baca:motor)."

Butet pun tak bisa menyembunyikan perasaan terharunya. Yang ada di pikirannya, hanya motor, motor dan motor. Memikirkan momen-momen yang akan terjadi, momen dimana Butet mengendarai motor barunya, pergi kemanapun dia mau dan berbagai macam kebahagiaan-kebahagiaan lain yang akan terjadi ketika Butet memiliki motor.

Keesokan harinya tibalah waktu buat Ucok pergi keluar kota selama setahun dan menitipkan rumahnya dijaga oleh Butet.

"Pergi ya aku Butet," pamit Ucok sambil menuju Mobil Alphard yang akan dibawa oleh supir Ucok, Michael yang biasa dipanggil Kaeel(E keras).

Setiap harinya, Butet menyelesaikan pekerjaannya secara asal-asalan, yang hanya ada di kepala Butet hanya motor, motor dan motor. Butet pun malah menghabiskan waktunya untuk belajar naik motor, belajar dari temannya. Butet tetap mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, lebih tepatnya lebih asal-asalan dari biasanya. Dia udah gak sabar untuk menagih janji majikannya, Ucok.

"Permisi...." terdengar suara dari depan rumah Ucok.
"Iya," jawab Butet dan ngeliat bahwa yang datang adalah driver Go Kek. Selama ditinggal Ucok selama setahun, semua belanjaan dan kebutuhan rumah diantarkan menggunakan Go Kek.
"Ini ya mbak," kata driver itu sambil menaruh beberapa plastik besar berisikan bahan-bahan sembako ke daerah dapur Rumah Ucok.
"Oke pak, taruh aja disitu pak," jawab Butet yang lagi ngepel lalu melanjutkan lamunannya, lamunan tentang motor baru tentunya!.

"Aku gak sabar lagi bisa punya motor," batin Butet.

Tanpa terasa setahun terlewati, Butet pun semakin tidak sabar untuk menerima motor dari Bos Ucok. Setelah belajar naik motor dan sharing dengan teman-temannya tentang motor. Butet merasa yakin dia akan mendapatkan motor dari Bos Ucok.

"Buteettt," panggil Ucok yang udah didepan pintu masuk rumahnya.
"Iya pak," dengan tergesa-gesa Butet menuju pintu.

Ucok tanpa basa-basi langsung bertanya kepada Butet,

"Gimana keadaan rumah ini tet? udah kau lakukan apa yang aku bilang selama setahun ini?" tanya Ucok dengan serius.
"Udah pak, semua yang bapak suruh sudah saya lakukan," jawab Butet pede.
Ucok memicingkan matanya ke Butet,
"Sesuai standar aku?"
"I... iya pak," jawab Butet tampak tak yakin.
"Oke Butet aku langsung saja ya,"
"Sebenarnya aku selama setahun ini memperhatikan kau," *cie *seriuswoi
"Maksudnya pak?" tanya Butet memperjelas.
"Kau tau kenapa selama ini, setiap belanjaan untuk keperluan dirumah ini dianter sampek ke dalem rumah menggunakan Go Kek?"
Butet menggeleng.
"Jadi Driver Go Kek itu adalah teman aku. Selain mengantar belanjaan, dia juga kutugaskan untuk memfoto keadaan rumah ini sehari-harinya," kata Ucok yang mendadak membuat Butet kaget dan semakin cemas.
"Selain itu, aku juga sudah nanya ke Kael, kau ternyata malah jarang dirumah, malah pergi kemana-mana dan bekerja asal-asalan,"
"Jadi kau sudah tau kan?" tutup Ucok.
Butet menunduk,
"Pak Ucok!!! Saya tidak terima!!! saya sudah mengerjakan apa tugas saya, Bapak jangan curang seperti itu lah!!!" Butet mendadak berteriak-teriak menuntut janji Majikannya.
"KAU GAK MEMENUHI KEWAJIBANMU TERUS KAU MENUNTUT JANJIKU?!," bentak Ucok.

Ya, semoga pada ngerti ya inti dari cerita ini, ini bukan cerita tentang agama, bukan!. Menurutku, Motor diibaratkan berkat, dan mengerjakan sesuai standart adalah kewajiban. Terkadang sebagai manusia, kita semua, terutama aku, sering seperti Butet. Menuntut berkat namun tak melaksanakan kewajiban. Bagaimana kalo misalnya?

Butet bekerja ekstra keras melebihi standart Bos namun dia lupa kalo misalnya dia akan mendapatkan motor?
Memenuhi dengan sangat baik kewajiban, tapi melupakan apa yang dijanjikan bosnya?

"Buteettt," panggil Ucok yang udah didepan pintu masuk rumahnya.
"Iya pak," dengan tergesa-gesa Butet menuju pintu.

Percakapan part II

"Sebenarnya aku selama setahun ini memperhatikan kau," *cie *seriuswoi

"Maksudnya pak?" tanya Butet memperjelas.
"Kau tau kenapa selama ini, setiap belanjaan untuk keperluan dirumah ini dianter sampek ke dalem rumah menggunakan Go Kek?"
Butet menggeleng.
"Jadi Driver Go Kek itu adalah teman aku. Selain mengantar belanjaan, dia juga kutugaskan untuk memfoto keadaan rumah ini sehari-harinya," kata Ucok yang mendadak membuat Butet bingung.
"Jadi kau sudah tau kan?" tutup Ucok.
"Tau apa ya pak?" tanya Butet yang masih belum mengerti apa yang sebenernya ingin dibicarakan Ucok.
"Kau ingat tahun lalu apa yg aku bicarain sebelum pergi ke luar kota?"
Butet menggeleng dan dengan polosnya menjawab,
"Enggak pak, emang apa ya pak? saya lupa hehe,".
"Setahun yang lalu, aku berjanji mau kasih kau kereta(Baca:motor), kalo kau bekerja dengan baik dan sesuai standart aku,"
"Iya ya pak? saya beneran lupa pak hehe" lagi-lagi dengan polos dan tertawa kecil Butet menjawab.
"Setelah melihat hasil kerja kau, ternyata driver Go Kek kawan aku sangat puas melihat kerjamu, dia juga memfoto seisi rumah dan mengirimnya ke aku, ternyata kau bekerja begitu baik butet, sangat salut aku melihatmu,"(Baca semua e pakek e keras biar kek Ucok kalian).
"Terima kasih atas pujiannya pak, padahal saya biasa saja pak," balas Butet merendah.
Singkat cerita, Butet pun diberikan hadiah motor dan tak tanggung-tanggung, Ucok memberikan Butet Kawasaki Ninja 500CC. Selain itu, karena Butet udah bertanggung jawab selama 7 tahun bekerja kepada Ucok maka Butet pun dinaikkan gajinya menjadi 2 kali lipat, gaji butet setara gaji Neymar PSG.

Ya ini akhir dari cerita ini, diambil positifnya, dibuang negatifnya, dikucilkan yang jomblonya. Semoga bisa bermanfaat, walaupun gak ada manfaatnya sama sekali. Postingan ini hanya sekedar sharing dan menambah pelajaran hidup buat kita-kita. *apasih.

Buat yang setia baca Blog ini, yuk berteman di sosial media,

Instagram : @yosafatagape
Facebook : Yosafat Agape Christian Sirait

BRAVO !!! GOOD PEOPLE !!!




  


      
  
Previous
Next Post »
0 Komentar

YUK DITUNGGU KOMENTARNYA TEMAN-TEMAN